Share To Twitter

Selasa, 26 November 2013

Cinta Yang Sia-Sia



Cerita Kali ini terinspirasi dari kisah nyata teman saya (Apoy) yang curhat pada saya..
dan saya merasa kisah cinta dia bagus untuk saya tulis di blog saya ini..
Bukan maksud saya menyebarkan ceritanya dia, tapi saya hanya ingin sahabat pembaca bisa mengambil pelajaran dari kisah cinta teman saya ini:

Awal aku mengenal Dewi (yang saat itu dia tunangan saya), aku mengenal dia di tempat kerjaku di salah satu toserba terbesar di kota Cianjur..
Aku menyukai Dewi karna dari sikap, sifat nya yang baik, dan dari tutur bahasa dia yang halus dan lembut.
Aku menyukainya, dan sangat mencintainya..

makin hari kami makin dekat dan akrab, dan pada suatu hari tanggal 28 Oktober thn 2010, kami memutuskan untuk menjalin cinta, dan saling berbagi kasih sayang..

Selama kami berpacaran, jarang sekali kami bertengkar, kalaupun bertengkar paling hanya sebentar tidak pernah lama.
Penghalang dalam kisah cintaku itu bukan sedikit, tapi banyak..
seperti aku mendapat ancaman dari mantan-mantan nya, dan teman-teman Dewi pun sebagian ada yang tidak setuju dengan hubungan aku dengan Dewi.
Tapi Aku dan Dewi tidak pernah memperdulikan itu semua, karna Aku percaya bahwa cinta Dewi hanya untukku, dan begitupun sebalik nya, Dewi pun percaya dan yakin Cinta aku hanya untuk dia seorang..

setelah hubungan kami berjalan 2thn lamanya, aku memutuskan ingin mengikat Dewi (Tunangan), agar aku semakin yakin dengan cinta nya..

Saat aku datang kerumah Dewi untuk meminta izin pada orangtua nya Dewi karna aku akan mengikat anak nya (tunangan), dan aku seperti tidak di terima baik di keluarga nya itu, aku merasa aku orang yang tidak di inginkan oleh keluarganya.
sempat aku berfikir, apa aku akan di terima? saat aku ragu Dewi pun menenangkan aku dengan memegang pundakku dan berkata "sayang jangan khawatir, orangtua aku kalau sama orang baru memang suka begitu"
Aku sedikit agak tenang setelah Dewi menenangkan aku.

Aku pun berbicara dan meminta izin kepada kedua orangtua Dewi untuk mengikat Dewi.
Dengan gemetar dan gugup aku berbicara pada kedua orang tua nya.
"Pak, Bu, saya Apoy ingin mengajak Dewi anak Bapak dan ibu untuk tunangan, supaya menunjukan bahwa saya serius dengan anak bapak, ibu"
dan yang aku kagetkan ketika mendengar ucapan dari ibu nya Dewi. "kamu kerja dimana? udah punya rumah apa belum??"
Rasa malu untuk menjawab terlintas jelas di fikiranku, dengan nada berat aku memberitau apa adanya tentang pekerjaan dan keadaan perekonomianku ini.
"Saya kerja di tempat kerja yang sama dengan Dewi bu, dan saya belum mempunyai rumah bu, saya masih nge kost"

aku hanya bisa tertunduk malu, tapi lagi-lagi Dewi membangkitkan aku dari rasa malu itu.
Dewi berkata kepada ibu nya. "Ibu harta itu masih bisa di cari, untuk rumah Dewi dan mas Apoy bisa patungan untuk membeli rumah, Dewi sayang sama mas Apoy bu"

ketika itu ibu nya Dewi diam sejenak, dan berkata yang tidak aku sangka pada waktu itu, ibu nya berkata "yaudah terserah kamu saja"

Sungguh sangat senang dan bahagia aku medengar itu, dan akhirnya kedua orangtua Dewi pun merestui aku untuk tunangan dengan Dewi.
Seminggu berlalu dan akhir nya aku resmi tunangan dengan Dewi, walau orangtua nya masih tetap seperti belum bisa menerimaku, tapi aku tidak trlal khawatirkan tentang itu, karna Dew serg meakinkan aku.

Setelah aku resmi tunangan, hubungan aku dan Dewi semakin erat dan kami semakin saling menyayangi dan mencintai satu sama lain.

Hampir 1 thn aku lalui dengan status Tunangan, ada sedikit perubahan dari Dewi, dia menjadi sering melamun, dan saat itu di parkiran toserba tempat aku dan Dewi kerja, aku melihat dewi meneteskan air matanya..
Aku sempat tanya kedia, "kamu kenapa sayang? dari kemarin aku melihat kamu seperti ada beban?"
Dewi hanya terdiam membisu, dan langsung memelukku, sambil menangis tersedu dewi berkata "Maafkan aku sayang".
Aku bingung apa dengan maksud kata Maaf yang dia ucapkan padaku???
Aku mencoba menanyakan apa maksud dari kata Maaf itu "Kamu meminta maaf untuk apa sayang?"
Dia tidak menjawab dan hanya terdiam dan lari masuk ke toserba lagi..
Aku bingung, kenapa Dewi menjadi seperti ini??

Saat jam kerja sudah selesai, seperti biasa aku meawarkan helm untuk ia pakai, karna biasanya pun aku sering pulang bareng naik motor butut aku itu.
Tapi kali ini dia menolak, dan lagi-lagi aku melihat ada linangan air mata turun dari mata nya, dan dia menyuruh aku untuk pulang duluan saja.
aku bingung kenapa dia menolak pulang bareng denganku seperti biasanya??
aku penasaran, dan aku pura-pura pulang, padahal aku tidak pulang tapi aku bersembunyi..

dan ketika aku awasi Dewi, aku kaget dan aku menangis melihat ternyata ada yang menjemput Dewi dengan mobil mewah yang mahal, tapi aku mencoba berfikir positive, "Mungkin itu sodara atau paman nya"

keesokan hari nya di tempat kerja aku mencoba menanyakan tentang hal yang aku lihat kemarin. "sayang yang kemarin menjemput kamu pakai mobil mewah itu siapa kamu?"
Dewi hanya bisa terdiam dan aku melihat mata nya berkaca-kaca, aku tidak tega melihat dia sedih, dan langsung saja meminta maaf, dan aku bilang ke Dewi "Sudah lupakan saja ucapanku tadi, maaf kalau aku membuatmu sedih" dan aku hapus air matanya yang menetes sedikit dari pipi nya.

waktu istirahat tiba, aku ajak Dewi untuk makan bareng dan dia tidak menolak, saat kami makan aku melihat senyuman nya lagi yang sudah lama tidak aku lihat.
slama kami makan siang, kami tertawa dan bercanda seperti dahulu lagi..

dan pas waktu pulang tiba, aku melihat Dewi kembali sedih, dan aku mencoba menanyakan lagi kenapa dia sedih lagi?
dia menjawab dengan nada sedu "Maafkan aku sayang, aku di jodohkan dengan pengusaha dari jakarta oleh bapak ku"
sungguh aku benar-benar kaget, "jadi yang menjemput kamu kemarin itu orang yang akan di jodohkan denganmu??"
Dewi menjawab dengan tangisan "ia sayang"

jujur aku benar-benar merasa lemas di sekujur tubuhku..
"Sayang, bukankah kita sudah tunangan?"
"Ibu dan bapak ku tetap tidak setuju dengan kamu sayang, mereka lebih mementingkan harta"
"Terus bagaimana dengan hubungan kita ini??" (dengan nada yang lemas.)
"Aku sayang sama kamu, tapi bagaimana lagi, aku udah protes tapi tetap tidak di dengar oleh orangtuaku"

tiba-tiba terdengar suara klakson mobil, dan ternyata itu adalah lelaki yang akan di jodohkan dengannya.
Aku hana bisa terdiam dalam kesedihanku, aku melihat orang yang sangat aku sayangi dan cinta di rebut oleh orag lain..

keesoan hari ya aku tidak melihat Dei di tempat kerja, aku bertanya ke semua teman-teman nya Dewi, ereka semua tidak ada yang tau dimana Dewi berada..

Sampai tggal 28 oktober 2013 di mana di tanggal itu hari jadi aku dengan Dewi yang ke 3thn, aku tetap tidak melihat sosok Dewi yang dulu sering mewarnai hari-hariku.

Tiba-tiba di suatu malam aku medaptkan telpon dari Dewi.
dia menanyakan kabar aku.
"Gimana kabarnya?"
"Lumayan" (Degan sedikit rasa kecewa)
"Sekarang lagi dimana?"
"Di kostan temen"
"Awas jangan sampai kamu meroko dan mabuk dengan teman kamu itu"
"Biarin aja"
"Kalau kamu ngeroko, aku juga akan ngeroko, kalau kamu mabuk aku juga akan mabuk"
"Yaudah ia ia, aku gak akan melakukan itu semua, mau apa kamu tumben telpon aku?"
"Maafin aku ya poy, Aku cuman mau kasih tau aku besok akan menikah di jakarta, mungkin ini terakhir kali nya aku bisa denger suara kamu"

dan aku hanya bisa terdiam lemas..
dan telpon pun di tutup..

Dari semenjak aku terima telpon yang terakhir kali nya dari Dewi sampai sekarang aku tidak pernah bisa menemukan pengganti sosok dewi yang selalu mampu membangkitkan semangatku.

0 komentar: